Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Tegal

          

IKAN LELE BAIK UNTUK OTAK DAN JANTUNG ANDA

Lele mengandung asam lemak omega 3 dan omega 6,seperti salmon.Nutrisi tersebut terkenal manfaatnya untuk kesehatan jantung serta otak manusia.Terutama anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.

TIRAM DAPAT BERUBAH KELAMIN

Tiram dapat berubah kelamin setiap 7 hari namun apabila hal tersebut dilakukan maka beresiko mengganggu.

LUMBA-LUMBA TIDAK PERNAH MINUM AIR SECARA LANGSUNG

Lumba-lumba mencukupi kebutuhan cairan tiap harinya dari makanan yang mereka makan saja? Jadi, lumba-lumba tidak pernah minum air secara langsung karena hal tersebut berpotensi membunuh mereka?

IKAN SARDEN DAN MAKAREL MENCEGAH KERUTAN

Ikan yang mengandung minyak seperti sarden dan makarel,memiliki asam lemak yang penting untuk membuat kulit ekstra lembab dan mencegah kerutan.

UMUR IKAN KOI HINGGA 200 TAHUN

Ternyata ikan koi bisa berumur jauh melebihi pemiliknya. Dari sekitar 30 jenis ikan koi yang ada, beberapa jenis yang mampu hidup hingga lebih dari 200 tahun. Ikan asal Tiongkok yang tertua di dunia konon mencapai 226 tahun. Ikan koi tersebut bernama Hanako dari Jepang yang mati pada 7 Juli 1977
 

ARTI DAN HAMBATAN KREATIVITAS

1. Definisi Kreativitas

Secara sederhana, seorang pakar mendefinisikan bahwa kreativitas sebagai “kejutan efektif”, di mana hasilnya adalah sesuatu yang mengejutkan, bisa berupa produk atau gagasan. Misalnya: karena hasil itu sesuatu yang baru, belum pernah ada, belum pernah terpikirkan, unik, dan lain sebagainya. Sementara pakar yang lain mendefinisikan kreativitas sebagai salah satu dari tiga unsure, yaitu melihat dengan sudut pandang (perspektif) yang baru, menemukan hubungan baru, membentuk kombinasi baru dari obyek, konsep, atau fenomena.

Rumusan definisi seperti apapun, kreativitas adalah kemampuan untuk mencapai kekuatan menarik sebuah ide dari diri kita melalui tahapan awal berupa pengamatan terhadap kondisi sekeliling.

 

Peran Kreativitas Dalam Pembetukan Soft Skill

Kemampuan berpikir kreatif bersamaan dengan berpikir kritis (analitis) dan kemampuan memotivasi diri (agresif dan berpikir positif) dalam era perubahan yang begitu cepat merupakan energi pendorong bagi penunjang faktor-faktor life skill lainnya, seperti: kemandirian, team work, kepemimpinan, rasa percaya diri, interpersonal, kemampuan menjual gagasan, kejujuran, serta berpikir taktis dan strategis. Keseluruhan factor tersebut merupakan factor di luar jalur akademis yang akan menentukan 85 % kesuksesan karier, pekerjaan, dan kehidupan kita.

 

Proses Kreativitas

Ide yang ideal dan bermanfaat ialah piokiran yang memiliki arah, di mana arah dari ide dimaksud ialah pengembangan gagasan (invensi), mengubah gagasan menjadi produk (inovasi), dan proteksi produk (patent). Jadi proses kreativitas dimulai dari : Penemuan ide, kemudian dikuti dengan Invensi, Inovasi, dan Paten. Pada penumbuhan ide, maka otak kanan yang paling berperan. Penumbuhan ide sebagai jiwa dari kreativitas membutuhkan suatu focus pemikiran yang jelas arah tujuannya, dan membutuhkan konsentrasi serius dari penggagas. Fokus dan keseriusan tersebut adalah dengan memilah dan memilih informasi dan aktivitas yang mendukung ide, dan yang tidak mendukung. Ingatlah bahwa “ilmu memilih (dan memilah)” adalah ilmu yang paling unggul di dunia (Aristoteles).

Pentingnya memfokuskan pikiran pada ide tertentu dapat dirujuk ke pendapat filosofis dan sekaligus pelukis terkenal, yakni:”Ruangan yang kecil mengontrol pikiran kita, sedang ruangan yang luas hanya akan membingungkan kita”. Dengan memfokuskan pada hal-hal yang mendukung serta mengabaikan semua yang tidak mendukung, maka ide yang digagas akan mampu diimplementasikan dan bisa menghasilkan “nilai ekonomis”.

Setelah tahap pemunculan ide dilewati, tahap berikutnya adalah tahap inventif. Tahapan ini membutuhkan pemikiran yang lebih detail secara teknis agar ide tersebut mampu diwujudkan menjadi suatu produk nyata. Sedang tahapan inovatif memerlukan dukungan jiwa entrepreneurship, sehingga ide yang sudah melalui proses inventif itu mampu diwujudkan dalam produk yang layak jual. Produk layak jual membutuhkan kemampuan konsep pengembangan produk yang tepat.

 

2. HAMBATAN KREATIVITAS

Menurut para pakar telah diidentifikasi hambatan-hambatan kreativitas sebagai berikut:

 

a. James L. Adams dalam bukunya Conseptual Blockbusting (1986), yakni:

1). Hambatan Persepsi

Hambatan ini merupakan penyebab manusia mengalami kesulitan untuk secara jelas mempersepsikan masalah/informasi yang relevan dengan masalah yang dihadapinya. Beberapa jenis hambatan ini yaitu:

a). Pola pikir Stereotip;

b). Membatasi masalah secara berlebihan;

c). Terlalu banyak/sedikit infomasi

2). Hambatan Emosi

Hambatan ini sangat mengganggu kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah melalui berbagai cara. Beberapa contoh hambatan ini, yaitu:

a). Takut mengambil resiko;

b). Tidak menyukai ketidak pastian;

c). Lebih suka menilai daripada menghasilkan gagasan;

d). Kurang tantangan;

e). Terburu-buru.

3). Hambatan Kultural

Hambatan ini dapat menjangkiti seseorang bila kita dihadapkan pada seperangkat pola cultural di lingkungan tempat tinggal kita. Salah satu jenis cultural yang paling umum adalah ketakutan untuk menjadi berbeda dengan yang lain, atau takut mengambil tindakan/mengemukakan gagasan yang kemungkinan bakal dianggap controversial oleh masyarakat sekitar.

4). Hambatan Lingkungan

Hal ini merupakan hambatan cultural dalam lingkup yang lebih luas. Hambatan lingkungan dapat ditimbulkan oleh lingkungan social, budaya, dan fisik yang melingklupi kita. Contoh, iklim atau budaya organisasi dapat menjadikan penghambat/perangsang kreativitas dalam mengupayakan lingkungan yang kondusif terhadap kreativitas. Elemen organisasi seperti: Manajer, bawahan, anggauta kelompok, pelanggan, dan pesaing juga dapat menghambat/merangsang kreativitas. Beberapa elemen penghambat, yakni:

a). Tidak ada kerjasama dan rasa saling percaya antara tim kerja;

b). Alasan bersikap otokratik, tidak menghargai pendapat orang lain selain pendapatnya sendiri;

c). Gangguan, misalnya telepon, tamu yang tidak putus-putus, ruang kerja yang riuh rendah;

d). Kurangnya dukungan untuk mematangkan gagasan;

e). Penekanan yang berlebihan pada aspek kebersamaan/persaingan.

5). Hambatan Intelektual

Hambatan ini biasanaya disebabkan oleh pilihan mental yang tidak efisien/keenggananuntuk menggunakan pendekatan baru, misal:

a). Kecenderungan yang sangat kuat untuk menggunakan metologi/ cara yang dulu pernah terbukti efektif;

b). Terlalu mengandalkan logika;

c). Enggan menggunakan intuisi;

d). Terlalu mengandalkan statistic dan pengalaman masa lalu, sehingga gagasan-gagasan baru terlalu cepat diuji secara mental.

 

b. Fogler dan LeBlanc (2000)

Mereka menambahkan suatu factor hambatan lagi berupa hambatan ekspresif, yaitu ketidakmampuan seseorang untuk mengomunikasikan gagasan pada orang lain dalam bentuk lisan maupun tulis.

 

c. Carol Kinsey Goman, P.hD,

Dia mengidentifikasi hambatan kreativitas beserta pendorong kreativitas untuk keluar dari hambatan itu sebagai berikut:

1). Penghambat kreativitas, yakni:

a). Sikap negatif;

b). Taat pada aturan;

c). Membuat asumsi;

d). Stres yang berlebihan;

e). Takut gagal;

f). Berkeyakinan bahwa dirinya tidak kreatif;

g). Terlalu mengandalkan logika.

2). Pendorong kreatif, yakni:

a). Sikap positif;

b). Melanggar aturan;

c). Memeriksa asumsi;

d). Mampu menyalurkan stress;

e). Teknik mengambil resiko;

f). Yakin bila dirinya kreatif;

g). Menggunakan imajinasi dan intuisi.

 

d. Jonathan Grumphy, Ph.D (2003)

Dia mengemukakan bahwa kepedulian dan kemampuan mengingat keadaan secara detail (penggunaan imajinasi) merupakan pendorong seseorang agar mampu bersikap kreatif.

 

 

Sumber rujukan (Pustaka):

1. Ahmad Zayadi, S. Sos, 2011, Kreativitas dan Inovasi Usaha, Modul Pelatihan PUMP, KKP-BPSDMKP-Puslat KP, Jakarta.

2. John Buckeridge, ET.AL., 2007, Berpikir Kreatif dan Cerdas Dengan Puzzle dan Teka-Teki, Image Press, Cetakan I, Klaten-Jawa Tengah.

3. Soeyanto Sea, Ir., M.Ed, 2011, Kepemimpinan Wirausaha, Modul Pelatihan PUMP, KKP-BPSDMKP-Puslat KP, Jakarta.

4. Nasution, Arman Hakim, Ir., M. Eng. 2006, Creative Thinking, Penerbit Andi, Yogyakarta.

5. Widjajakusuma, Muhamad Karebet, 2007, Be The Best not “be asa”, Prestasi, Cetakan II, Jakarta.

 

 

(Munasor, Drs., MM., Widyaiswara BPPP Tegal)

 

 

Lokasi BPPP Tegal

Joomla Templates and Joomla Extensions by JoomlaVision.Com
Diklat Prajabatan Golongan III Angkatan 49_4
Diklat Prajabatan Golongan III Angkatan 49_1
Ceramah Umum Inspektur Jenderal KKP_2
Safari Pelatihan di Kab. Cilacap_4
Safari Pelatihan di Kota Pekalongan_3
Diklat Prajabatan Gol II & III serta Diklat BST_1