Dengan kondisi geografis yang tiga perempat merupakan laut, Indonesia mempunyai peluang yang amat besar untuk menjadi Negara maritim yang kuat dan mandiri. Salah satu sumberdaya yang sangat potensial dan selama ini belum tergarap dengan baik adalah garam. Dengan panjang garis pantai sekitar 81.000 km Indonesia seharusnya dapat memenuhi kebutuhan garam dalam negeri, bahkan mengekspornya. Namun kenyataan tidak demikian. Saat ini produksi garam di dalam negeri sekitar 1,2 juta ton sementara kebutuhan mencapai 2,8 juta ton. Selebihnya, sebagian besar kebutuhan industri, dipenuhi lewat impor dari sejumlah Negara seperti Australia, Cina dan India (Depperindag, 2009).
Dari total produksi garam dunia sekitar 240 juta ton per tahun, Indonesia hanya mampu menghasilkan 1,2 juta ton. Sedangkan produsen terbesar garam di dunia dipegang China dengan produksi 48 juta ton per tahun, diikuti India (16 juta ton), Australia (12 juta ton), Thailand (3 juta ton), dan Jepang (1,4 juta ton). Di dalam negeri, dari total kebutuhan sekitar 2,865,600. juta ton pada 2009, industri garam (termasuk garam rakyat), hanya mampu memasok 1,265,600 juta ton sehingga sekitar 1,600,000 juta ton garam atau setara 157,89% pasokan tambahan harus dipenuhi dari impor.
Kebutuhan garam pada 2009 dialokasikan untuk sektor konsumsi (garam iodisasi) seperti rumah tangga, industri makanan, pengasinan ikan, dan pakan ternak sebesar 1,166,100 juta ton. Konsumsi garam noniodisasi (garam perminyakan, industri nonpangan/chlor alkali, perkebunan, farmasi, berkadar garam (NaCl) sekitar 90%–98,5%) mencapai 1,699,500 juta ton. Stagnasi produksi garam terhadap konsumsi yang terus bertumbuh dari tahun ke tahun menyebabkan Indonesia tidak bisa melepaskan ketergantungan impor garam. Sedangkan impor terbesar garam nasional selama ini didatangkan dari Australia.
Untuk potensi lahan garam di Indonesia mencapai 68.754,16. ha, namun baru sekitar 25.702,06 ha yang dimanfaatkan untuk memproduksi garam. Lahan tersebut tersebar di 9 (Sembilan) propinsi yaitu Nanggro Aceh Darusalam, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.
Pada umumnya desain dan konstruksi tambak garam rakyat terdiri dari petak-petak evaporasi dan kristalisasi (petak produksi garam) yang berukuran relatif kecil, sempit dan dangkal serta petak penampungan (tandon air) yang secara umum tata letaknya mengelilingi petak evaporasi dan kristalisasi. Desain dan konstruksi yang seperti ini menjadikan lahan tambak garam produktivitasnya masih sangat rendah karena hanya mengandalkan produksi garam krosok pada musim kemarau, sementara pada musim hujan tidak bisa berproduksi secara maksimal untuk budidaya ikan dan udang karena masalah desain dan konstruksi tersebut.
Hal ini menyebabkan para pembudidaya garam terpuruk dan miskin karena posisi tawarnya yang lemah.
Untuk itu Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Balai Diklat Perikanan Tegal dalam melaksanakan kegiatan pelatihan pemberdayaan masyarakat perikanan khususnya bagi petani garam berusaha mencari solusi permasalahan tersebut, bahkan berusaha untuk memberdayakan pembudidaya garam agar mampu meningkatkan kwalitas dan kwantitas garam pada lahan yang tersedia, sekaligus memperkuat struktur usaha garam rakyat agar mampu memenuhi kebutuhan garam nasional dan meningkatkan kualitas hidup pembudidaya garam.
Ada bermacam-macam cara pembuatan garam yang selama ini telah kita kenal, tetapi dalam hal ini hanya akan diuraikan secara singkat cara pembuatan garam backyard beryodium yang proses penguapannya menggunakan tenaga matahari (solar evaporation), mengingat cara ini dinilai sangat tepat untuk diterapkan dilingkungan nelayan untuk meningkatkan pendapatanya pada saat tidak melaut.
Sedangkan dari sisi tehnologi proses produksi garam beryodium dengan sistim backyard tidak membutuhkan suatu tehnologi yang canggih, hanya dengan metode yang sederhana dan dibutuhkan pengetahuan pada tahapan tertentu, sehingga produksi garam beryodium dengan sistim backyard tersebut dapat dilaksanakan oleh masyarakat pesisir, dan hal ini adalah sebuah sektor produksi kelautan yang dapat dijadikan sebagai mata pencaharian alternative nelayan, bahkan sebagai sumber pendapatan utama.
Dan dibawah ini konstruksi lahan garam sistim back yard:
Pembuatan garam beryodium dengan sistim back yard adalah pembuatan garam konsumsi yang sederhana tanpa memerlukan lahan tambak yang sangat luas tetapi hanya memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan produksi garam. Bahan baku air tua nya dapat di peroleh dari penampungan air tua yang ada pada tambak-tambak garam untuk dapat didistribusikan pada usaha pembuatan garam menggunakan backyard. Jadi dengan teknik ini terdapat beberapa elemen usaha yang saling mendukung, saling membutuhkan dan saling menguntungkan. Bahan baku yang berupa air tua diharapkan mempunyai kadar kepekatan minimum 20° Be sehingga langsung mengalami tahap kristalisasi. Untuk membuat air tua menjadi Kristal-kristal garam maka dapat di buat meja kristalisasi dengan kontruksi dan ukuran sebagai berikut :
Untuk membuat meja back yard alat dan bahan yang dibutuhkan :
1. Alat
No |
Jenis barang |
Spesifikasi |
Jumlah |
1. |
Baume Meter |
50° Be |
1 buah |
2. |
Thermometer |
100° C |
1 buah |
3. |
Heater |
450 Watt |
1 buah |
4 |
Solder |
100 Watt |
1 buah |
5. |
Triplek |
2,4 m x 1,2 m x 0,09 m. |
2 buah |
6. |
Terpal Plastic |
6 x 3 ( meter ) |
1 buah |
7. |
Terpal Plastic |
6 x 4 ( meter ) |
1 buah |
8. |
Pipa Puralon |
Ø 3 inch |
4 batang |
9. |
Shock T Puralon |
Ø 3 inch |
2 buah |
10. |
Knie Puralon |
Ø 3 inch |
8 buah |
11. |
Pipa Puralon |
Ø 1 inch |
8 batang |
12. |
Knie Puralon |
Ø 1 inch |
18 buah |
13. |
Shock T Puralon |
Ø 1 inch |
2 buah |
14. |
Stop Kran Puralon |
Ø 1 inch |
1 buah |
15. |
Ember Plastik |
200 liter |
1 buah |
16. |
Ember Plastik |
100 liter |
1 buah |
17. |
Lem Puralon |
Isarplas |
1 tube |
18. |
Tangkai dan Daun Gergaji besi |
Standart |
1 buah |
19. |
Seng Plat |
2 m x 0,90 m x 0,03 m |
2 lembar |
20. |
Palu Besi |
¼ kg |
1 buah |
21. |
Paku |
Paku Triplek |
1 ons |
22. |
Bambu |
- |
2 batang |
2. Bahan
No |
Jenis Barang |
Spesifikasi |
Jumlah |
1. |
Air Tua |
20° Be |
200 liter |
2. |
Ramsol |
700 gram |
1 bungkus |
3. |
Yodium |
KiO3 |
3,5 gram |
CARA MEMBUAT MEJA BACK YARD.
1. Letakan seng plat pada bagian tengah lembaran triplek dan dipaku.
2. Atur lembaran triplek sejajar pada tanah yang rata dan kena langsung sinar matahari, dan pada bagian tengah diberi jarak seluas diameter puralon 3 inch.
3. Potong puralon 3 inch sesuai ukuran dan tempatkan disekeliling lembaran triplek ( lihat gambar )
4. Tutup triplek dan puralon dengan terpal plastic yang berukuran 6 x 3 ( meter ), tekan – tekanlah terpal plastic tersebut pada bagian yang menempel puralon hinga seperti membentuk galengan
5. Potong puralon 1 inch sesuai ukuran ( lihat gambar ), dan letakan pada tepi galengan bagian dalam
6. Potong puralon 1 inch sesuai ukuran ( lihat gambar ), dan letakan pada tepi galengan bagian luar
7. Lubangi ember yang kapasitas 100 liter dengan solder, pada bagian samping tepi bawah selebar stop kran 1 inch, dan tempatkan stop kran tersebut, kemudian tempatkan ember tersebut diluar meja backyard pada posisi lebih tinggi.
8. Sambungkan Stop kran dengan puralon 1 inch hingga membentuk aliran air tua kemeja kristalisasi ( Lihat gambar ).
PROSES GARAM BERYODIUM DI MEJA KRISTALISASI
Setelah semua kelengkapan meja kristalisasi sudah selesai dibuat maka tindakan selanjutnya membuat garam beryodium yang berkualitas , dengan cara sebagai berikut :
1. Tuangkan air tua pada ember plastic yang berkapasitas 200 liter, kemudian campurkan ramsol sebanyak 35 gram, aduk hingga rata dan air tua akan berwarna abu – abu , biarkan kurang lebih 1 jam agar kotoran ( impurities ) terikat atau terpisah dengan air tua yang bersih, dan buang kotoran yang berada dipermukaan air tua.
2. Masukan air tua yang bersih kedalam ember plastic yang berkapasitas 100 liter dan masukan larutan yodium ( larutan = campurkan serbuk yodium sebanyak 2,5 gram dengan 500 cc air tua dan diaduk / kocok hingga rata )
3. Panaskan air tua tersebut dengan heater hingga mencapai temperature 50°C, atau hingga kepekatan air tua mencapai 23° Be.
4. Bila kepekatan sudah tercapai alirkan air tua pada meja kristalsasi pada pukul 10 siang , secara per lahan – lahan. ( ketinggian air tua pada meja kristalisasi maksimal 5 cm )
5. Jam 3 siang jadilah garam yang mempunyai kandungan yodium 30 s.d 80 ppm yang berkwalitas dimeja kristalisasi.
(Drajat, S.Pi, Widyaiswara BPPP Tegal)
< Prev | Next > |
---|