BPPP TEGAL (30/6) - Mochammad Heri Edy, Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Tegal, merupakan salah satu penerima penghargaan Indonesia Small & Medium Busines Etrepreneur Award (ISMBEA) Tahun 2014 yang diberikan oleh Majalah Kewirausahaan dan Keuangan Jakarta. Penganugerahan penghargaan ini diberikan kepada pelaku usaha kecil dan menengah sukses dan tokoh masyarakat, Akademisi dan Unsur Pemerintah yang ikut berperan serta sebagai pengungkit geliat kewirausahaan skala kecil dan menengah, diantara penerimanya adalah Prof. Dr. Bambang Wibawarta Wakil Rektor I Univesitas Indonesia dan Moch Heri Edy Kepala BPPP Tegal.
Moch Heri Edy diberi penghargaan karena telah banyak berinovasi dalam metode pemberdayaan masyarakat sektor Kelautan dan Perikanan serta kepeduliannya dalam mengembangkan kewirausahaan masyarakat Pesisir.
Penganugerahan ISMBEA Tahun 2014 dilaksanakan di Grand Sahid Hotel tanggal 23 Juni 2014 , hadir dalam penganugerahan tersebut adalah Direktur Jendral Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Peridustrian Euis Saedah menyampaikan bahwa peran usaha kecil dan menengah sangat penting karena telah banyak miningkatkan nilai tambah dari hulu sampai hilir, pemerintah akan selalu mendorong indudtri kecil untuk meningkatkan kompetensi dan meningkatkan teknologi menjadi lebih modern untuk meningkatkan mutu produk agar berdaya saing.
Peningkatan kompetensi dan teknologi akan dibantu oleh pemerintah melalui pelatihan dan magang serta bantuan modal untuk modernisasi teknologi bahkan bantuan untuk mempromosikan produknya di pameran nasional maupun internasional. Prof.Dr, Bambang Wibawarta menyampaikan bahwa jumlah wirausahawan Indonesia baru mencapai 1,56 persen , belum seideal negara maju yang sudah mencapai rasio 2 persen.
Untuk meningkatkan jiwa wirausaha masyarakat dapat didekati dengan pendekatan budaya, dimana kebudayaan bukan hanya berarti kesenian tetapi kebudayaan termasuk di dalamnya kewirausahaan yang menanamkan sikap mental dan jiwa prilaku berwirausaha untuk membentuk jati diri. Budaya Indonesia yang sangat beragam harus disarikan nilainya (Value) sebagaimana masyarakat Jepang yang memanfaatkan value dari cerita komik jepang bertema Samurai yang mengandung value tentang kepatuhan kepada orang tua dan guru, semangat dan heroisme, fleksibel dalam berfikir dan kreativ dalam berbuat, dari cerita komik tersebut dijadikan warisan budaya untuk mengembangkan kewirausahaan di Jepang.
Melalui pendidikan dan pelatihan berbasis budaya Indonesia jika diambil valuenya sudah semestinya dapat dikonversi menjadi kewirausahaan sebagai muara untuk kesejahteraan bangsa. Moch Heri Edy juga menyampaikan bahwa kawasan pesisir menebar potensi sangat potensial karena termasuk daerah yang subur akan tetapi masyarakatnya masih banyak yang miskin oleh karena itu harus diberdayakan melalui pendidikan dan pelatihan.
Sebagai contoh masyarakat pesisir di Sidoarjo sebelum tahun 2010 Ikan bandeng yang dikenal rasanya enak tetapi terhalang durinya yang banyak sehingga masyarakat kurang suka, setelah ditemukannya cara mencabut duri ikan bandeng, saat ini masyarakat lebih memilih bandeng tanpa duri (Batari). Proses internalisasi teknologi cabut duri bandeng tersebut memerlukan waktu dan pendekatan yang cukup lama, setelah dilakukan pembinaan dan pelatihan serta promosi yang gencar akhirnya masyarakat terutama ibu-ibu menikmati hasilnya dan bahkan sebagian besar wanita pesisir di Desa Kalang Anyar Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur bermata pencaharian sebagai pencabut duri bandeng dan pengolah bandeng tanpa duri. Pemberdayaan masyarakat pesisir melalui pendidikan dan pelatihan dapat mempercepat upaya meningkatkan kesejahteraannya hal ini sudah banyak dilakukan melalui program Sekolah Nelayan dengan menggunakan metode Sekolah Lapang,
Pelaku Usaha melatih nelayan, pembudidaya ikan dan pengolah hasil perikanan dalam rangka menumbuhkan usahanya dan menciptakan wirausahawan baru di bidang kelautan dan perikanan.
< Prev | Next > |
---|