PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (PSDM)
- Dilihat: 1221
- 23 Feb
Oleh :
Munasor, Drs., MM.
Widyaiswara Utama
Kementerian Kelautan dan Perikanan
di Balai Pendidikan danPelatihan Perikanan Tegal
Sebagaimana penulis janjikan pada sajian sebelumnya dengan judul tulisan yang sama seperti di atas, di bawah ini disajikan 2(Dua) bahasan singkat yang merupakan lanjutan dari 3 (Tiga) bahasan yang telah disajikan pada edisi yang lalu, yakni: Proses dan Tantangan PSDM.
D. PROSES PSDM
Proses “Pengembangan” SDM berhubungan erat dengan konsep “Pendidikan” dan “Pelatihan”. Pendidikan dan Pelatihan dalam konteks ini adalah “Cara” yang harus dilalui untuk mencapai suatu “Pengembangan”.
Hubungan pengembangan dan Pendidikan / Pelatihan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
PENDIDIKAN
PELATIHAN
Gambar diatas menunjukkan bahwa pengembangan SDM terjadi apabila ada perubahan kualitas SDM (dari Keadaan I ke Keadaan II yang lebih baik). Sedangkan siklus PSDM dapat digambarkan sebagai berikut :
Analisis Kinerja
1
Analisis Kebutuhan PSDM
Pemanfaatan PSDM
2
Evaluasi PSDM
Design & Implementasi PSDM
4 3
Proses PSDM adalah proses yang terus menerus dilakukan oleh sebuah organisasi. Proses ini mencakup 4 (empat) kegiatan besar yaitu : Analisis Kinerja, Analisis Kebutuhan PSDM, Design dan Implementasi PSDM, serta Evaluasi PSDM. Apa yang digambarkan diatas adalah Skema Universal suatu proses PSDM. Adapun komponen yang ada diantara Evaluasi PSDM dan Analisis Kinerja adalah satu langkah yang sangat penting yang harus dilakukan oleh organisasi, yaitu Pemanfaatan PSDM yang telah dikembangkan.
E. TANTANGAN PSDM
Dalam hal ini, secara umum PSDM sedang dan akan menghadapi berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh semua praktisi PSDM. Tantangan tersebut antara lain berhubungan dengan Standar Kualitas, Teknologi Diklat, Status PSDM, dan Praktisi PSDM.
1. Standar Kualitas
Standar Kualitas disini mengacu kepada kualitas apa yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan SDM yang dimiliki organisasi. Pada jaman sebelum ada ISO, kualitas produk ditentukan oleh ukuran – ukuran yang bersifat lokal dan “Subyektif”. Kini standar kulaitas produk, jasa, atau proses manajemen lebih ditentukan oleh factor lain seperti ISO daripada oleh organisasi itu sendiri (misal : produsen). Karena itu, penyiapan SDM yang berkualitas tidak lagi menjadi sesuatu optional, tetapi menjadi sesuatu yang obligatory (wajib dilakukan). Kini, produk yang sama tidak akan laku dijual jika tidak disertai Sertifikat ISO 9002, misalnya.
Ini semua memberi isyarat kepada kita semua bahwa PSDM saat ini dan dimasa depan tidak hanya ditentukan oleh diri sendiri, tetapi akan juga ditarik atau didorong oleh faktor – faktor lain dilaur diri kita. Tanpa kesadaran semacam ini SDM Indonesia akan berjalan ditempat dan cenderung berkualitas rendah.
2. Teknologi Diklat
Kualitas PSDM dipengaruhi berbagai hal, antara lain : biaya, fasilitas, pengelola, mutu masukan, dan teknologi. Pengelola PSDM pada dewasa ini harus makin menyadari bahwa teknologi diklat semakin hari semakin berkembang, baik teknologi perangkat keras maupun perangkat lunak. Sejauh yang berhubungan dengan teknologi perangkat keras praktisi PSDM dituntut untuk terus menerus mencari alternatif agar / sarana diklat tetap Up-to-date. Sedangkan dalam hal teknologi perangkat lunak, praktisi diklat dituntut harus terus – menerus untuk mengikuti perkembangan berbagai hal dibidang teknologi pembelajaran, metode dan strategi instruksional, media, termasuk manajemen PSDM.
Kini mulai timbul kesadaran baru, bahwa penguasaan materi diklat saja tidak cukup bagi seorang pelatih/widyaiswara, tetapi lebih dari itu pelatih dituntut pula menguasai teknologi penyampaian materi kepada peserta diklat dan pelatih harus mampu “membelajarkan” peserta diklat (tidak hanya menyampaikan materi kepada peserta diklat).
3. Status PSDM
Sebaiknya status atau posisi PSDM menjadi perhitungan dalam organisasi, sehingga PSDM akan dapat dihormati, sangat berpengaruh terhadap kualitas SDM dan bahkan kualitas organisasi secara keseluruhan. Jika struktur PSDM kuat, maka anggaran PSDM akan besar, program – program yang ditawarkan dipilih hanya yang berkualitas dan mempunyai “Civil Effect yang jelas dan tidak mudah bagi pihak luar untuk “mengganggu” program – program yang telah direncanakan dan dilaksanakan.
Secara ideal, pemimpin yang sukses dan bervisi jauh biasanya tidak pernah memandang rendah terhadap PSDM. Organisasi yang sukses selalu didukung SDM yang berkualitas. Jadi hanya orang yang cepat pikiran yang beranggapan bahwa organisasi mampu sukses tanpa dukungan SDM yang berkualitas.
4. Praktisi PSDM
Secara teknis professional, banyak praktisi PSDM yang tidak memiliki kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola PSDM. Sering terjadi, praktisi PSDM bukanlah orang-orang yang dididik secara khusus dalam bidang PSDM atau teknologi diklat. Dalam banyak hal, orang-orang ini merasa lebih sebagai “orang buangan” dari pada staff profresional yang harus melakukan tugas-tugas professional. Tentu saja PSDM memerlukan praktisi-praktisi yang professional dibidangnya. Unit PSDM semakin unik posisinya dalam hirarki organigram lembaga. Para personel PSDM mulai diberi pendidikan dan tugas-tugas yang lebih berbobot dan penting. PSDM diperlakukan sebagai investasi yang memberi manfaat, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang. Posisi penting inilah yang harus terus menerus diperjuangkan oleh para praktisi PSDM.
Sumber rujukan (Literatur) :
1. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Oleh: Dr. Prasetya Irawan, M.Sc, penerbit STIA – LAN PRESS, Jakarta.
2. Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan
Terpadu, Oleh: Dr. Oemar Hamalik, penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.
3. Manajemen Sumber Daya Manusia
Oleh: Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA., penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.
4. Manajemen Sumber Daya Manusia Dasar dan Kunci Keberhasilan
Oleh. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, penerbit PT. Toko Gunung Agung, Jakarta.
5. Manajemen Sumber Daya Manusia
Oleh: Prof. Dr. F.X. Soedjadi J., MPA, Penerbit CV. Pucang Kembar, Tangerang.
6. Manajemen Pemberdayaan Sebuah Pengantar dan Panduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat
Oleh: Randy R. Wrihatnolo dan Riant Nugroho Dwidjowijoto, penerbit PT. Alex Komputindo, Jakarta.
7. Manajemen, Edisi 2, Oleh: T. Hani Handoko, Dosen FE-UGM, BPFE Yogyakarta.
Comments