STRATEGI MENGHADAPI GLOBALISASI MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
- Diterbitkan: Sabtu, 14 Februari 2015 17:50
- Dilihat: 3068
- 04 Feb
Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang diimplementasikan selama ini masih problem based. Padahal ketidak berdayaan masyarakat meliputi segala aspek, selain faktor pendidikan, juga faktor struktural dan sosial serta kondisi lingkungan dan kebijakan – kebijakan yang kurang kondusif untuk menumbuhkan kreativitas dan produktivitas pelaku ekonomi mikro dan usaha kecil menengah dalam mengembangkan potensi lokal.
Untuk memajukan potensi daerah perlu bekal pengetahuan teknologi dan inovasi serta kreativitas kearah agropreneurship dan technopreneurship . Untuk itu perubahan cara berpikir dan bertindak sebagai wirausahawan diperlukan. Mencontoh kegiatan pemberdayaan yang berhasil, maka pemberdayaan masyarakat perlu sejalan dengan kegiatan riset.
Pembangunan daerah pada hakekatnya adalah memberdayakan masyarakat di seluruh daerah sehingga tercipta lingkungan yang membuat masyarakat dapat menikmati kualitas hidup lebih baik, aman, serta memperluas masyarakat untuk memilih bagi peningkatan harga diri ( Dadang Solihin, 2011). Tujuan pemberdayaan adalah :
- Peningkatan standard hidup
- Meningkatkan percaya diri
- Peningkatan kebebasan setiap orang
Mari kita menengok pada konsep Community Based Development (CBD) yang banyak digunakan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan ’empowering’ masyarakat dengan memberikan motivasi dan dorongan kepada masyarakat agar mampu menggali potensi dirinya dan berani bertindak memperbaiki kualitas hidupnya. CBD berfokus pada masalah dari masyarakat itu sendiri.
Ada 3 karakter utama dari CBD yaitu :
- CBD berbasis sumber daya masyarakat,
- CBD berbasis partisipasi masyarakat dan
- CBD berkelanjutan.
Ada 5 prinsip dasar CBD , yaitu :
- CBD memerlukan break event dalam setiap kegiatan yang dikelola. Dalam hal ini dimaksudkan keuntungan yang diperoleh harus dapat didistribusikan kembali pada masyarakat dalam bentuk program atau kegiatan pembangunan yang lainnya.
- CBD melibatkan partisipasi masyarakat dalam setiap proses perencanaan dan pelaksanaan yang dilakukan.
- Antara pelatihan dan pembangunan fisik dan pengembangan usaha menjadi satu kesatuan
- Dalam mengimplementasikan CBD harus dapat memaksimalkan dana baik dari pemerintah, swasta dan sumber-sumber donasi lainnya.
- CBD organisation harus memfungsikan diri sebagai katalisator.
Strategi pemberdayaan masyarakat utamanya juga pada kualitas SDM. Pendidikan masyarakat harus ditingkatkan dalam membangkitkan kesadaran akan nasionalisme untuk mulai perubahan dari diri sendiri, dari hal yang kecil dan dilakukan mulai dari sekarang.
Pola pemberdayaan masyarakat yang dibutuhkan adalah yang menjunjung tinggi aspirasi dan potensi masyarakat untuk melakukan kegiatan swadaya, yaitu pola pemberdayaan yang sifatnya bottom-up intervention yang menghargai dan mengakui bahwa masyarakat lapisan bawah memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhannya, memecahkan permasalahannya, serta mampu melakukan usaha-usaha produktif dengan prinsip swadaya dan kebersamaan.
Ada 5 hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan proses pemberdayaan,itu :
- Konsep pemberdayaan hendaknya dapat dipahami oleh pemimpin.
- Terdapat perubahan budaya (culture change), baik pada budaya organisasi dan perusahaan,
- Pemimpin harus memiliki kesadaran dalam dirinya,bahwa dalam implementasi dari konsep-konsep pemberdayaan, pada akhirnya akan terjadi perubahan peran (role change), yang berimbas pada berkurangnya peran mereka.
- Masyarakat harus siap merubah dirinya dan menghilangkan hambatan mental yang ada dalam diri mereka.
- Proses pemberdayaan membutuhkan waktu dan energi dalam pendekatannya, karena bertujuan menangkap pikiran dan hati orang.
Dalam pemberdayaan rakyat harus kompak dan adanya arahan yang jelas dari pimpinan, ke mana dan bagaimana untuk mengatasi ini, serta jangan terlalu mudah mengadakan perubahan yang bersifat prinsip. Karena itu, diperlukan pemimpin yang tidak saja populis namun memiliki kemampuan baik sebagai leader maupun manajer.
Pemberdayaan di era global membutuhkan kekuatan moral baik dari pemimpin maupun masyarakat. Diperlukan keseimbangan dalam aspek-aspek wawasan global, kebangsaan, keagamaan dan kemanusiaan. Serta perubahan culture set dari konsumtif ke produktif.
Menurut Profesor E. Gumbira Sa’id MA Dev (2011) ada 9 elemen kunci ekoefisiensi yang dapat meningkatkan daya saing global diantaranya :
- Aspek-aspek kepemimpinan (leadership),
- Kemampuan untuk meninjau ke depan (foresight),
- Budaya perusahaan atau bisnis yang mendukung (corporate culture),
- Teknik manajemen (management tools),
- Daur hidup manajemen (life cycle management),
- Riset dan pengembangan,
- Proses produksi dan operasi,
- Aspek pemasaran, serta layanan purna jual
- Pemanfaatan kembali limbah.
Perlu memiliki bekal ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi, serta berinovasi untuk menghadapi persaingan global, seperti Malaysia dengan produk bisnis halalnya pada tahun 2010 berhasil menjadi pusat pangan halal internasional.
Daftar pustaka
Hidayat, S. 2001. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat : sebuah rekonstruksi konsep CBD.PT. Pustaka Quantum, Jakarta
Suharto,E. 2011. Pemberdayaan rakyat. Ceramah diklat PIM II. LAN, Jakarta
Sa’id. E.G, 2011. Wawasan, Tantangan, dan Peluang Agrorechnopreneur Indonesia: IPB Press., Bogor.
http://www.slideshare.net/DadangSolihin/perencanaan-dan-pelaku-pembangunan-247508?from=share_email
http://www.depsos.go.id/unduh/A_Priyatna.pdf
http://pusdiklat.depnakertrans.go.id/
Oleh : Ade Yunaifah Afriyani, SE (Widyaiswara BPPP Tegal)