PENGGUNAAN BAHAN-BAHAN BAKAR MINYAK
- Diterbitkan: Kamis, 03 Juli 2014 03:31
- Dilihat: 6710
- 10 Okt
Didalam penggunaan bahan bakar tidak semua jenis motor menggunakan bahan bakar yang sama , diantara penggunaan tersebut misalkan motor bensin menggunakan bahan bakar bensin, sedangkan motor diesel menggunakan bahan bakar solar . Adapun perbedaan tersebut berdasarkan nilai oktan dan nilai cetan yang terkandung pada bahan bakar tersebut. Sedangkan dari berbagai jenis bahan bakar yang diperdagangkan oleh Pertamina untuk kebutuhan industri dan mesin – mesin penggerak kapal adalah :
1. Minyak solar (gas oil)
2. Minyak diesel (diesel oil)
3. Minyak bakar (fuel oil)
Sedangkan dari jenis bahan bakar tersebut didalam penggunaanya tergantung dari jenis mesin dan atau peralatan yang digunakan berdasaran pertunjuk-petunjuk dari pabrik pembuat peralatan tersebut.. Adapun berdasarkan dari jenis bahan bakar dan penggunaanya adalah sebagai berikut :
1. Minyak solar :
Minyak solar adalah bahan bakar minyak jenis distillate dan berwarna kuning coklat yang jernih. Minyak solar ini pada umumnya dipergunakan sebagai bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dan juga sebagai bahan bakar untuk pembakaran langsung didalam dapur-dapur kecil, dimana dikehendaki pembakaran yang bersih.
2. Minyak diesel :
Minyak diesel adalah bahan bakar minyak jenis distillate yang mengandung fraksi-fraksi berat atau campuran dari jenis distillate dengan fraksi-fraksi yang berat (residual fuel oil) dan berwarna hitam serta gelap, tetapi banyak dipergunakan sebagai bahan bakar untuk pembakaran langsung dalam dapur-dapur industri.
3. Minyak bakar :
Minyak bakar adalah bahan bakar minyak bukan jenis distillate, tetapi jenis residu, yang lebih kental dan mempunyai titik tuang (pour point) yang lebih tinggi dari pada minyak diesel serta berwarna hitam gelap. Minyak bakar ini dipergunakan sebagai bahan bakar untuk pembakaran langsung dalam dapur-dapur industri besar, pembangkit listrik, tenaga uap dan lain-lain dimana dari segi ekonomi, bahan bakarnya menjadi pertimbangan.
Ciri-ciri bahan bakar minyak:
Ciri-ciri bahan bakar minyak yang perlu diketahui secara umum adalah sebagai berikut:
1. Berat jenis
Ini adalah suatu perbandingan berat dari bahan bakar minyak yang dimaksudkan dengan berat dari air dengan isi yang sama, dimana suhu dari bahan bakar minyak dan suhu dari air adalah sama tingginya (umumnya 60oF). Bahan bakar minyak umumnya mempunyai berat jenis antara 0,82 dan 0,96 atau dengan lain perkataan, bahan bakar minyak adalah lebih ringan dari pada berat jenis air. Di Amerika untuk berat minyak ini umumnya menggunakan satuan lain, yaitu derajat A.P.I (American Petroleum Institute) dan dihitung sebagai berikut:
sehingga pada 60oF mempunyai A.P.I Gravity sebesar 10o dan minyak bakar mempunyai A.P.I Gravity lebih dari 10o.
Kegunaan berat jenis ini adalah untuk menghitung berat dari minyak dimana besarnya isi telah diketahui.
2. Nilai kalori :
Umumnya bahan bakar minyak mempunyai nilai kalori antara 18.300 – 19.800 B.T.U./1b atau 10.160 – 11.000 kkal/kg. nilai kalori kotor ini adalah besarnya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu jumlah tertentu minyak didalam zat asam. Makin tinggi berat jenis suatu minyak makin rendah nilai kalori kotornya, atau lebih jelasnya minyak solar mempunyai nilai kalori kotor lebih besar dari pada minyak diesel. Untuk alasan-alasan praktis, sering juga digunakan satuan nilai kalori bersih yang besarnya adalah lebih rendah dari pada nilai kalori kotor dan rata-rata besarnya perbedaan antara nilai kalori kotor dengan nilai kalkori bersih adalah sebagai berikut:
a. Untuk minyak solar 1.200 B.T.U./1b atau 667 kcal/kg
b. Untuk minyak diesel 1.100 B.T.U/1b atau 612 kcal/kg
c. Untuk minyak bakar 1.000 B.T.U/1b atau 556 kcal/kg
3. Viskositet :
Viskositet adalah suatu ukuran dari besarnya perlawanan suatu bahan cair untuk mengalir atau ukuran dari besarnya tahanan geser dalam dari suatu bahan cair. Makin tinggi Viskositetnya, makin besar tahanan geser dalamnya. Viskositet ini diukur dengan mengukur waktu dari mengalirnya suatu minyak yang banyaknya telah ditentukan melalui lubang suatu viscometer. Pada hasil besarnya viskositet selalu harus dibubuhkan sama viscometer yang dipergunakan dan tingginya suhu minyak pada waktu pengukuran.
Sebagai standard viskositet digunakan :
a. Redwood 1 diukur dalam detik
b. Saybolt Universal diukur dalam detik
c. Engler diukur dengan E (hasil bagi dari waktu mengalirnya minyak yang dimaksud dengan waktu mengalirnya air 200cc pada suhu 20oC dengan viscometer Engler).
d. Kinematic diukur dalam centistokes
Selanjutnya untuk mengukur viskositet minyak bakar yang sangat kental bila menggunakan viscometer Redwood 1 atau viscometer Saybolt Universal akan memakan waktu yang agak lama. Maka untuk mempercepatnya digunakan viscometer Redwood 2 atau viscometer Saybolt Furol yang besar lobangnya adalah sedemikian rupa, sehingga waktu mengalirnya minyak menjadi sepersepuluhnya dari Redwood 1 atau Saybolt Universal. Umumnya viskositet minyak bakar diukur dengan Redwood 1 pada 100oF.
4. Belerang :
Belerang ini terdapat dalam semua bahan-bahan bakar minyak dalam jumlah yang sangat sedikit. Sekalipun demikian, berhubung belerang ini sifatnya merusak, maka pembatasan dari banyaknya belerang adalah sangat penting di dalam spesifikasi bahan-bahan bakar minyak. Selama terjadi proses pembakaran, belerang ini beroksidasi dan menjadi asam belerang dioksid (S02) atau asam belerang trioksid (S03). Asam-asam belerang oksid ini adalah bahan-bahan yang merusak/memakan pada logam-logam, lebih-lebih bila berhubungan dengan air. Hal ini adalah sangat penting untuk bahan-bahan bakar minyak yang digunakan sebagai bahan bakar minyak untuk mesin diesel, ketel uap dan lain-lain.
5. Arang :
Pemeriksaan karbon (Conradson atau Rams bottom test) pada minyak solar dan minyak diesel adalah diperlukan untuk dapat menaksir kemungkinan terbentuknya arang yang berasal dari bahan bakar minyak tersebut, karena hal ini akan menyebabkan adanya kerak arang pada injektior-injektor dari mesin diesel.
6. Air dan endapan:
Air dan endapan yang terdapat didalam bahan bakar minyak adalah sangat sedikit, sekalipun pada minyak bakar. Air yang banyak didalam minyak bakar akan menyebabkan matinya api didapur. Juga karena air, lebih-lebih air asin (air laut) didalam minyak solar atau minyak diesel akan menyebabkan rusaknya injektor-injektor dari mesin diesel yang bersangkutan.
7. Titrik tuang :
Titik tuang (pour point) suatu minyak, adalah suhu terendah, dimana minyak tersebut keadaannya masih dapat mengalir karena beratnya sendiri. Pada bahan-bahan bakar minyak seringkali masih dapat dipompa, sekalipun suhunya telah dibawah titik tuangnya. Titik tuang ini diperlukan sehubungan dengan kondisi dari penimbunan dan pemakaian dari bahan-bahan bakar minyak tersebut.
8. Titik nyala :
Titik- nyala suatu bahan bakar minyak adalah suhu terendah dari minyak dimana akan timbul nyala api dalam sekejap mata, apabila pada permukaan minyak tersebut didekatkan suatu api. Titik nyala api ini diperlukan, sehubungan dengan adanya pertimbangan-pertimbangan mengenai keamanan penimbunan dan pengangkutannya bahan bakar minyak terhadap bahaya kebakaran. Titik nyala ini tidak mempunyai arti dalam pemakaiannya bahan bakar untuk mesin diesel, ketel-ketel uap dan lain-lain.
9. Kadar abu :
Kadar abu adalah sisa-sisa minyak yang ketinggalan, setelah semua bagian yang dapat terbakar dalam minyak, terbakar habis. Dari kadar abu ini dapat diperkirakan banyaknya logam-logam yang terdapat didalam minyak residu seperti karet besi, pasir dan lain-lain elemen logam. Kadar abu ini dapat berasal dari minyak bumi sendiri dan juga dapat bertambah besar selama dalam penimbunan.
10. Jumlah cetan:
Jumlah cetan didalam bahan bakar minyak diperlukan untuk mencegah adanya “diesel knock” atau pukulan didalam ruang pembakaran mesin diesel. Untuk mesin diesel yang berputar cepat diperlukan bahan bakar minyak dengan jumlah cetan yang tinggi dan untuk mesin diesel yang berputar lambat diperlukan bahan bakar minyak dengan jumlah cetan yang rendah.
Dari sejumlah ciri - ciri yang terkandung dalam bahan bakar banyak permasalahan yang ditimbulkan bila bahan bakar tercampur dengan bahan lain , seperti air dan kotoran – kotoran lain yang akan berakibat terjadinya gangguan pada jalanya mesin , hal yang cepat diketahui pada gangguan mesin adalah bila bahan bakar tersebut tercampur dengan air , yang dtandai jalanya mesin tidak beraturan dan lama kelamaan mesin tersebut akan mati.
DAFTAR PUSTAKA
1. BAHAN BAKAR MINYAK untuk industri dan perkapalan
2. MESIN PERKAPALAN I Overseas Fishery Cooperation Foundation 1987
(Drajat, S.Pi, Widyaiswara BPPP Tegal)