VISI
Terciptanya sumberdaya manusia perikanan profesional, bertanggungjawab terhadap lingkungan dan kelestarian sumber-daya perikanan dan kelautan 
 
MISI

- Meningkatkan profesionalisme sumberdaya manusia BPPP Tegal

- Meningkatkan daya guna sarana dan prasarana pelatihan dan penyuluhan

- Menjalin hubungan kerjasama dengan lembaga pendidikan perikanan serta mewujudkan BPPP Tegal sebagai mitra masyarakat perikanan

 
TUGAS POKOK

Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan, program, anggaran, penyelenggaraan, evaluasi, dan pelaporan pelatihan dan penyuluhan di bidang pelatihan
dan penyuluhan

 
MOTTO

Tanggap

Cepat

Mudah

Kompeten 

PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKSI GARAM RAKYAT

Pada umumnya desain dan konstruksi tambak garam rakyat terdiri dari petak-petak evaporasi dan kristalisasi (petak produksi garam) yang berukuran relatif kecil, sempit dan dangkal serta petak penampungan (tandon air) yang secara umum tata letaknya mengelilingi petak evaporasi dan kristalisasi. Desain dan konstruksi yang seperti ini menjadikan lahan tambak garam produktivitasnya masih sangat rendah karena hanya mengandalkan produksi garam krosok pada musim kemarau, sementara pada musim hujan tidak bisa berproduksi secara maksimal walaupun untuk budidaya ikan dan udang karena masalah desain dan konstruksi tersebut. Hal ini menyebabkan para pembudidaya garam terpuruk dan miskin karena posisi tawarnya yang lemah.

Saat ini upayapemeritah dalam  pemenuhan kebutuhan garam nasional dilakukan melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi produksi garam nasional, perbaikan kualitas, perbaikan tata niaga untuk mendukung pencapaian stabilitas dan kesesuaian harga, serta dukungan sarana dan prasarana, dan aspek lain yang  menjadi perhatian adalah upaya pemenuhan garam beryodium untuk  kebutuhan konsumsi. Karena saat ini tingkat produktivitas lahan petani garam rakyat cukup rendah, yaitu rata-rata hanya menghasilkan garam krosok kurang lebih 60 – 70 ton/hektar/tahun, bila dibandingkan dengan Australia atau India yang dapat mencapai produktivitas diatas 200 ton/hektar/tahun. Selain itu kualitas garam yang dihasilkan oleh petani garam umumnya masih belum memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), demikian juga apabila dibandingkan dengan garam impor.  Kualitas garam yang dihasilkan oleh petani memiliki kadar NaCl di bawah 94%, sedangkan garam konsumsi memerlukan kadar NaCl > 94,7%, dan garam industri memerlukan kadar NaCl di atas 99%.

Oleh karena itu untuk meningkatkan kwalitas dan produksi garam rakyat , saat ini adalah dengan cara memberi bahan additive pada meja garam atau bunker yang sudah ada.dan bahan additive yang kita kenal sementara ini adalah ramsol ( garam solusi ).

Ramsol  :Adalah Formula berupa bubuk yang berfungsi sebagai filter untuk menyerap berbagai unsur inOrganik yang tidak dibutuhkan dalam proses kristalisasi dan garam yang dihasilkan cocok untuk metabolisme tubuh manusia. Sekaligus cocok untuk garam industri. (sesuai spec. yang dibutuhkan)

Selain itu Ramsol juga mampu menyaring terhadap kotoran-kotoran dan zat-zat yang tidak diperlukan   dalam proses kristalisasi garam sehingga     garam yang  dihasilkan menjadi lebih putih, bersih,berbobot dan dapat mengikat yodium.

Dimana didalam penggunaan bahan additive ini akan diperoleh :

1. Kwalitas produksi garam rakyat setara garam import dari segi kandungan NaCl dan warna dasar

2. Produktivitas garam rakyat akan meningkat guna memenuhi kebutuhan garam nasional dengan efektivitas waktu pembuatan air baku dan efektivitas jumlah meja hablur per hektar.

3.  Mensukseskan program Iodiumisasi dengan membuat jenis garam yang mudah bersenyawa secara akurat dengan Iodium.

Konsep dasar teknologi yang digunakan dalam pemberian bahan additive :

Membuat Air Baku yang memenuhi syarat sbb:

*  Kadar Kekentalan air mencapai 25 Be (Baume).

*  Air Baku bebas Kontaminasi (Kotoran).

*  Memperpendek waktu pembuatan Air Baku.

*  Lahan yang digunakan untuk pembuatan air baku kurang dari 40% luas lahan.

*  Meja Hablur bebas bocor dan perawatan, sehingga segera dapat digunakan terus  menerus sepanjang musim garam.

 

APLIKASI PENGGUNAAN BAHAN ADDITIVE ( RAMSOL )

Metode pemakaian : 

1. Bahan additive ( ramsol per bungkus @ 700 gr ) dicampur dengan air 10 liter, dan diaduk hingga rata, kemudian ;

2. Komposisi 1 bungkus ramsol digunakan untuk 2.000 liter atau 2 m³

 

Kapan dan dimana pupuk garam Ramsol ditaburkan?

1. Pada kolam /  bak penguapan (tandon / bunker air tua) dalam  kondisi kepekatan air garam >200  Be. Ramsol yang sudah dicairkan ditaburkan pada kolam penguapan tersebut sebelum air tua dialirkan ke meja kristalisasi, atau

2. Pada meja kristalisasi garam dalam kondisi kepekatan air garam >200  Be.    Ramsol yang sudah dicairkan disiramkan merata pada lapisan meja kristalisasi. 

 

Gambar 1. PENEBARAN BAHAN ADDITIVE PADA LAHAN TRADISIONAL

Keterangan :

1. Reservoir                             : Parit atau saluran air laut

2. Kolam Buffer                     : Kolam atau bak penampungan air laut ( air muda )

3. Kolam Penguapan           : Kolam atau bak penguapan aliran air muda agar menjadi air tua

4. Bunker                                 : Kolam atau bak penampungan air tua pada kepekatan 20° Be, dimana bahan additive tersebut ditaburkan

5. Meja Kristalisasi                : Bak proses penguapan air tua menjadi kristal garam

 

Gambar 2. PENEBARAN BAHAN ADDITIVE PADA LAHAN SEMI INTENSIF

 

Keterangan :

1. Reservoir                      : Parit atau saluran air laut 

2. Kolam Buffer                : Kolam atau bak penampungan air laut ( air muda )

3. Kolam Penguapan      : Kolam atau bak penguapan aliran air muda agar  menjadi air tua.

4. Saluran Ulir                   :Saluran yang berkelok-kelok seperti ulir guna menyalurkan air baku setelah keluar dari kolam penguapan, kelokan disini guna memperoleh panjang yang maksimal dari saluran tersebut, sehingga ketika air baku melewatinya akan terjadi penguapan yang maksimal.

5. Bunker                            : Kolam atau bak penampungan air tua, dimana bahan additive  ditaburkan

6. Meja Kristalisasi          : Bak proses penguapan air tua menjadi kristal garam

 

Proses peningkatan kualitas garam pada lahan tradisional dan semi intensif 

Pada saat air laut ( air muda ) masuk mengalir dari reservoir kebufer kepekatan hanya kurang lebih 2° Be, selanjutnya air muda dari buffer dialirkan kekolam penguapan I, II, III, IV dan V maka akan terjadi pengendapan garam – garaman yang tidak dikehendaki yang disebut sebagai impurities, seperti calcium karbonat ( CaCO3 ) , Kalsium sulfat ( CaSO4 ), Magnesium klorida ( Mg C12 ) dan garam garaman lainya. Sedangkan NaCl terlarut masuk ke kolam penampungan air tua ( Bunker ) dan hal ini terjadi karena proses penguapan panas matahari. Selama proses penguapan dari kolam penguapan I s.d V maka akan terjadi peningkatan kepekatan hingga15° Be.

Cara I.( bahan additive bisa ditaburkan pada bunker )

Setelah air tua tertampung pada Bunker maka akan terjadi peningkatan kepekatan lanjutan karena lamanya waktu tertampung dan proses penguapan, dan taburkan cairan bahan additive / ramsol secara merata, proses selanjutnya semua kotoran yang tidak dikendaki akan terikat oleh bahan additive tersebut sehingga akan didapatkan air tua yang bersih bebas dari kotoran dan standart.  Apabila air tua sudah mengalami peningkatan hingga > 20° Be baru air tua tersebut dialirkan ke meja kristalisasi untuk mendapatkan garam yang putih , bersih dan berkualitas.

Cara II.( bahan additive bisa ditaburkan pada meja krstalisasi )

Setelah air tua tertampung pada Bunker maka akan terjadi peningkatan kepekatan lanjutan karena lamanya waktu tertampung dan proses penguapan, apabila air tua sudah mengalami peningkatan hingga > 20° Be baru air tua tersebut dialirkan ke meja kristalisasi dan siramkan cairan bahan additive / ramsol secara merata, proses selanjutnya semua kotoran yang tidak dikendaki akan terikat oleh bahan additive tersebut sehingga akan didapatkan Kristal garam yang putih , bersih dan berkualitas.

 

DAFTAR PUSTAKA

1. Aris Kabul, 2011. Ramsol,Dirjen KP3K Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia , Jakarta.

2. Buku Panduan Pembuatan Garam Bermutu 2002. Badan Riset Kelautan dan Perikanan.Pusat Riset Wilayah Laut dan  Sumberdaya  Nonhayati. Proyek Riset Kelautan dan Perikanan

3. Pemberdayaan Garam Rakyat.2003. Direktorat Jendral Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pemasaran Departemen Kelautan dan Perikanan

(Drajat, S.Pi, Widyaiswara BPPP Tegal)

Add comment


Security code
Refresh

 STRUKTURAL BPPP TEGAL


Video

       
Aksi 8 Juni WOD HENKITA Pendaftaran BST
Online
Pelatihan Budidaya MOU Kerjasama
POLTEKNUSTAR