ARTIKEL
MANFAAT SATELIT BAGI MASYARAKAT NELAYAN
Era globalisasi kita harus mengikuti kalau tidak kita akan tergilas oleh teknologi itu sendiri. Perkembangan cepat dari aplikasi teknologi dalam dasawarsa terakhir ini menghasilkan paradigma baru Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) secara global dan nasional. Berkaitan dengan rencana nasional melalui Pusat Litbang Teknologi Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan didasarkan ketersediaan sumberdaya manusia, instrumen, pengalaman dan sesuai karakter laut Indonesia telah di bangun beberapa Balai Riset dan observasi Kelautan yang berada di Bitung, Bali, Jakarta untuk memanfaatkan jasa satelit dengan teknologi inderaja.
Teknologi Inderaja (Remote Sensing Technology) merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk mengetahui informasi dari obyek, daerah dan fenomena di bumi, tanpa harus menyentuh obyek, daerah dan fenomena yang dimaksud.
Saat ini sudah banyak terdapat berbagai jenis satelit yang berada di angkasa, seperti Satelit Landsat, SPOT, Radarsat, NOAA, SEASTAR, TOPEX dll. Setiap satelit bergerak mengintari bumi sesuai dengan orbitnya, sehingga tidak terjadi tabrakan antar satu satelit dengan satelit yang lainnya. Orbit adalah jalur lintasan satelit di angkasa, dan setiap satelit mempunyai orbit yang berbeda juga mempunyai kemampuan berbeda pula sesuai degan tujuan pembuatnya. Perbedaan kemampuan tersebut tergantung dari jenis sensor yang dibawa oleh satelit.
Dalam upaya meningkatkan kegiatan penangkapan ikan yang efisien dan efektif bagi masyarakat nelayan, Balai Riset memanfaatkan data satelit NOAA – AVHRR, TOPEX / POSEIDON, SEASTAR guna mendapatkan data suhu permukaan laut, data tinggi permukaan laut, data konsentrasi klorofil-a dan dilengkapi data angin, gelombang dari BMG serta data dari LAPAN untuk membuat Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (Fishing Ground Map).
Jadi nelayan yang sudah memanfaatkan teknologi ini tidak lagi mencari-cari dan menduga-duga ikan ada dimana, tetapi tinggal menangkapnya. Karena informasi lokasi-lokasi potensi ikan sudah terdapat dalam peta prakiraan daerah penangkapan ikan (PPDPI). PPDPI sampai bulan Mei 2004 telah didistribusikan secara kontinyu ke 114 instansi, yang terdiri dari Dinas-dinas Perikanan Tingkat I, Dinas-dinas Daerah Tingkat II, Koperasi Perikanan, Pelabuhan Perikanan, Perusahaan Perikanan, Balai Perikanan, Perseorangan dan lain-lain (Buku pedoman 2004 Pusat Riset Teknologi Kelautan).
Selain itu satelit dapat digunakan untuk mengetahui kedudukan kapal di laut (posisi kapal ), penempatan rumpon dengan bantuan alat Global Positioning System (GPS) secara cepat dan akurat serta mendapatkan informasi daerah penangkapan ikan melalui Radio satelit.
(Wiryadi, SP, Widyaiswara Madya, BPPP Tegal))
Komentar Anda
-
MKP SUSI PUJIASTUTI ACUNGKAN JEMPOL UNTUK BPPP TEGAL
01.08.2016 02:19
GMB3 www.bppp-tegal -
AKTIFITAS PERDANA KEPALA BPPP TEGAL
20.05.2016 20:59
Maju terus bppp Tegal..... -
BPPP TEGAL SELENGGARAKAN TOT PEMBUATAN MEDIA PENYULUHAN PERIKANAN
06.05.2016 18:45
Kekurangan indukan lele