ARTIKEL

PEMILIHAN LOKASI TAMBAK GARAM RAKYAT BERDASARKAN ASPEK SOSIAL EKONOMI

Lokasi tambak garam rakyat yang berada pada sepanjang pesisir adalah suatu gambaran yang sangat nyata betapa begitu melimpahnya kekayaan  alam kita sehingga siapa mampu mengelola dialah yang akan sukses.

Laut adalah salah satu sumber  kekayaan kita yang belum digarap secara penuh disebabkan  berbagai alasan yang sangat mendasar , karena itu bagaimana kita akan mengelola potensi laut tersebut sebagai penghasilan masyarakat  agar dapat meningkatkan kesejahteraanya. Salah satu yang mampu untuk dikelola oleh masyarakat pesisir saat ini adalah laut, yaitu dengan cara menguapkan air laut  tersebut pada suatu hamparan agar menjadi garam. Tetapi tidak semua sepanjang wilayah pesisir dapat dimanfaatkan untuk lokasi tambak garam, mungkin karena faktor tanah ataupun kondisi perairanya. Namun terlepas dari hal tersebut lokasi tambak garampun tidak  terlepas dari aspek social ekonomi yang perlu dipehatikan, antara lain : 

A. Lokasi Peruntukan dan Status lahan

Peruntukan lahan lokasi calon tambak garam  harus jelas dan pasti sesuai dengan rencana induk pembangunan daerah setempat. Hal ini diperlukan untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan dengan instansi – instansi lain dalam penggunaan lahan misalnya untuk pemukiman, rekreasi , daerah industri , lahan pertanian maupun hutan lindung.

B. Transportasi

Lokasi tambak sebaiknya mudah dijangkau dari berbagai arah agar pengadaan peralatan, bahan makanan, tenaga kerja dan pemasaran hasil produksi dapat berlangsung dengan lancar. Kelancaran transportasi di, ke dan dari lokasi tambak garam akan membuat kehidupan sosial tenaga kerja menjadi lebih nyaman. Lokasi tambak garam  yang strategis dan dapat dijangkau dengan mudah dari berbagai arah mempunyai nilai ekonomis tinggi dibandingkan dengan lokasi tambak yang terletak di daerah terpencil, meskipun dekat dengan sumber air laut dan tanahnya murah.

C. Tenaga Kerja 

Usaha budidaya  di tambak garam sangat memerlukan tenaga kerja baik tenaga terampil (ahli) maupun tenaga kerja kasar (kuli). Satu hal perlu diperhatikan apabila hendak menggunakan tenaga kerja atau tenaga ahli lokal adalah adat istiadat yang berlaku di daerah tersebut. Hal ini sangat penting karena akan menyangkut masalah biaya dan manajemen tenaga kerja. Melalui adat istiadat di daerah setempat dapat diketahui pada bulan – bulan apa saja aktivitas di bidang pertanian yang sangat tinggi, karena pada bulan – bulan tersebut sulit untuk mendapatkan tenaga kerja lokal karena aktivitas mereka terpusat pada usaha di bidang pertanian. Dengan demikian petani garam perlu melakukan perencanaan matang dalam melakukan aktivitas seperti perbaikan pematang dan pintu air, produksi garam dan pemanenan.

D. Ketersediaan Alat dan Bahan

Dalam perencanaan pembuatan tambak garam sebaiknya diketahui apakah alat dan bahan yang diperlukan dapat disediakan secara lokal atau harus mendatangkan dari daerah lain. Penyediaan alat dan bahan ini tidak hanya menyangkut keperluan usaha tambak saja, tetapi juga menyangkut kebutuhan tenaga kerja yang ada di daerah tersebut.

Selain itu harga maupun kontinuitas penyediaan alat dan bahan yang diperlukan juga sangat mempengaruhi manajemen dan produktivitas tambak garam. Bila penyediaan tidak kontinyu dianjurkan untuk membuat fasilitas penyimpanan/gudang.

E. Ketersediaan Pasar dan Harga yang Stabil

Dalam merencanakan  pemasaran, petani garam harus sudah mampu menentukan kemana dan bagaimana kelak akan memasarkan garam hasil produksi. Apakah akan dipasarkan ketempat lain atau untuk memenuhi kebutuhan lokal saja. Apabila pasar dan konsumen lokal sudah mampu menyerap garam hasil produksi dengan harga yang pantas sebaiknya menjual garamnya ke pasar atau konsumen setempat. Cara ini lebih menguntungkan sebab biaya lebih murah dan sarana pengangkutnya tidak sulit. Jika dipasarkan ke tempat lain maka transportasinya akan lebih mahal. 

F. Perijinan

Perijinan meliputi perijinan penggunaan lahan dan perijinan usaha. Perijinan penggunaan lahan dapat ditangani olehDinas Agraris. Sedangkan perijinan usaha dapat ditangani oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Dalam memberikan perijinan, pemerintah disamping memperhatikan hukum adat yang berlaku di daerah tersebut, agar pembangunan tambak tidak menjadi  sia – sia. 

G. Dukungan Pemerintah

Program pemerintah yang telah disalurkan kepada petani garam untuk mendukung usahanya antara lain berupa :

- Kemudahan dalam masalah perijinan

- Penyediaan sarana dan prasarana produksi

- Membantu usaha pemasaran hasil produksi garam

- Penyuluhan intensif

- Penyediaan tenaga ahli

DAFTAR PUSTAKA

1. Aris, Kabul. 2011.  Pedoman Garam. Dirjen KP3K, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Jakarta.

2. Ensiklopedia Indonesia. 2011. Penguapan. Jakarta

3. Sarjani. 2011. Cuaca dan Penguapan. Kumba. Jember.

(Drajat, S.Pi, Widyaiswara BPPP Tegal)

Komentar Anda

Gallery Foto

BERSAMA PERTAMINA, BPPP TEGAL LATIH NELAYAN INDRAMAYU BPPP TEGAL LATIH MASYARAKAT PERIKANAN DI KOTA SEMARANG BPPP TEGAL LATIH WANITA NELAYAN TANJUNG PASIR BANTEN DKP YOGYAKARTA KIRIMKAN 60 NELAYAN KE BPPP TEGAL DOSEN WAGENINGEN UNIVERSITY BELANDA KUNJUNGI BPPP TEGAL HENKITA DAN AUTOMATIC FEEDER DI MARINE & FISHERIES EXPO AND CONFERENCE Perjanjian kerjasama dengan Politeknik Negeri Nusa Utara Uji kompetensi ABK di BPPPTegal enteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pujiastuti saat mengunjungi Stand Pameran Garam BPPP Tegal di Gedung Mina Bahari 3

Statistik Pengunjung

Kami memiliki 10 tamu dan tidak ada anggota online

Hubungi Kami

+62.283-356393

[email protected]

  bp3_tegal

Jalan Martoloyo
PO. Box 22
        Tegal - Jawa Tengah