STRATEGI PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR
- Dibuat: Rabu, 23 November 2016 11:41
Secara umum terdapat tiga komponen pokok yang harus diperhatikan dalam upaya pengelolaan dan pemanfaatan ekosistem mangrove khususnya dan sumberdaya alam pesisir dan laut umumnya yaitu; diantaranya aktifitas sosial (Social processes), ekonomi (Economic processes) dan sumberdaya alam itu sendiri (Natural processes). Ketiga komponen ini saling terikat dan saling mempengaruhi satu sama lain. Dari aspek sosial-ekonomi, budaya dan estetika manusia membutuhkan sumberdaya alam untuk dapat meneruskan kehidupannya, disisi lain keberadaan atau kelestarian sumberdaya alam (SDA) khususnya pesisir dan laut sangat tergantung pada aktifitas manusia sebagai pengguna (User) utama dari sumberdaya alam ini.
PENTINGNYA PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR & LAUT SECARA TERPADU
- Dibuat: Senin, 03 Oktober 2016 11:30
Wilayah pesisir merupakan wilayah yang penting ditinjau dari berbagai sudut pandang perencanaan dan pengelolaan. Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam rancangan Undang-undang Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu mendefenisikan wilayah pesisir sebagai kawasan peralihan yang menghubungkan ekosistem darat dan ekosistem laut yang terletak antara batas sempadan kearah darat sejauh pasang tertinggi dan ke arah laut sejauh pengaruh aktivitas dari daratan.
PERMASALAHAN KERUSAKAN EKOSISTEM LAUT
- Dibuat: Senin, 05 September 2016 11:16
Laut memberikan banyak manfaat, di sisi lain manusia juga memberlakukannya sebagai tempat pembuangan ‘sampah’. Kenyataan ini jelas menunjukkan paradox bagi warga negara Indonesia. Perlu di ketahui bahwa kerusakan ekosistem laut kita saat ini berada di zona merah. Hal ini tentu sangat membahayakan ekosistem laut kita. Seperti yang kita ketahui hutan mangrove sangat membantu dalam pemeliharaan laut. Hutan mangrove berguna untuk penghalang atau disebut juga dengan barier masuknya air laut ke daratan. Hutan mangrove juga bermanfaat untuk penyerap gas karbondioksida terbaik yang bisa mencegah pemanasan global terjadi. Penyebab dari kerusakan yang terjadi pada hutan mangrove ini adalah karena lahan atau hutan mangrove ini beralih fungsi menjadi perumahan, pertambakan, dan juga dijadikan sebagai tempa rekreasi. Selain hal tersebut, kerusakan ekosistem laut ini juga disebabkan oleh pencemaran limbah oleh industry.
KONEKTIVITAS EKOLOGIS & BIOTA ANTARA EKOSISTEM ESTUARIA DGN TERUMBU KARANG
- Dibuat: Selasa, 02 Agustus 2016 11:09
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri atas 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.791 km, memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi seperti hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun, ikan, mamalia, reptilia, krustasea dan berbagai jenis moluska. Sumberdaya alam laut tersebut merupakan salah satu modal dasar yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan nasional (Dewanto, 2012). Keberadaan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungannya disebut dengan ekosistem. Sebagai Negara yang terletak di kawasan tropis, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi serta kelengkapan komponen-komponen penyusun ekosistem. Ekositem pesisir tropis, seperti di Indonesia terdiri atas berbagai jenis ekositem, seperti ekositem mangrove, padang lamun, terumbu karang, estuaria pantai berpasir dan berbatu. Setiap jenis ekosistem pesisir tersebut memiliki karakter tersendiri dan syarat lingkungan biofisik yang khas.