MANFAAT MANGROVE BAGI MANUSIA
Apakah anda tau apa itu Mangrove?, mungkin sebagian besar dari anda akan menjawab tumbuhan yang hidup di pantai, dan itu benar. Namun lebih tepatnya, secara ringkas hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai satu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut, terutama di pantai yang terlindung, laguna, muara sungai yang tergenang pasang dan bebas dari genangan pada saat surut yang komitas tumbuhannya bertoleransi terhadap garam. Kata mangrove berasal dari gabungan antara bahasa Portugis mangue dan dan bahasa Inggris grove (Macnae, 1968).
Dalam bahasa Inggris kata mangrove digunakan untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang surut dan juga untuk individu spesies tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut. Sedangkan dalam bahasa portugis kata mangrove digunakan untuk menyatakan individu spesies tumbuhan, sedangkan kata mangal untuk menyatakan komunitas tumbuhan tersebut. Sementara itu, pendapat lain menyatakan bahwa kata mangrove berasal dari bahasa melayu kuno mangi-mangi yang digunakan untuk menerangkan marga Avicennia dan masih digunakan sampai saat ini di Indonesia bagian timur.
(Wightman, 1989), mendefinisikan mangrove sebagai tumbuhan yang terdapat di daerah pasang surut maupun sebagai komunitas. Mangrove juga didefinisikan sebagai formasi tumbuhan daerah litoral yang khas di pantai daerah tropis dan subtropics yang terlindung (Saenger et al, 1983). Sementara itu, Soerianegara (1987) mendefinisikan hutan mangrove sebagai hutan yang terutama tumbuh pada tanah lumpur alluvial di daerah pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut, dan terdiri atas jenis-jenis pohon Avicennia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Lumnitzera, Excoecaria, Xylocarpus, Aegiceras, Scyphyphora, dan Nypa. FAO (1982) menyarankan agar kata mangrove digunakan baik untuk individu jenis tumbuhan maupun komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah pasang surut.
Aksornkoae (1993) menyatakan bahwa mangrove aadalah tumbuhan halofit yang hidup di sepanjang areal pantai yang dipengaruhi oleh pasang tertinggi sampai daerah mendekati ketinggian rata-rata air laut yang tumbuh di daerah tropis dan subtropics. Hutam mangrove menurut Snedaker (1978) adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai subtropics yang memiliki fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah anaerob.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Kehutanan No. 60/KPTS/DJ/I/1978, yang dimaksud dengan hutan mangrove adalah tipe hutan yang terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut, yaitu tergenang air laut pada waktu pasang dan bebas dari genangan pada waktu surut. Selanjutnya, ekosistem mangrove marupakan suatu system yang terdiri atas organisme (tumbuhan dan hewan) yang berinteraksi dengan factor lingkungannya di dalam suatu habitat mangrove (Onrizal, 2008).
Dalam studi terakhir yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) melihat dampak dari perubahan penggunaan lahan hutan bakau di Asia Tenggara. Mereka menemukan bahwa 2 persen mangrove di kawasan itu hilang selama dekade terakhir, karena terutama untuk budidaya, padi, dan minyak sawit.
Kondisi mangrove di Indonesia sendiri saat ini sangat memprihatinkan. Dikutip dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), pada tahun 2004 mereka menyatakan dalam situs resminya bahwa luas mangrove di Indonesia sudah dibawah 2 juta hectare. Jumlah ini merosot disbanding pada 1987 yang masih 3,2 juta hectare.
Kerusakan hutam mangrove sangat berpengaruh pada kondisi perikanan. Mangrove berperan sebagai tempat memijah, sumber makanan, dan tempat berlindung ikan. Jika pada suatu kawasan mangrovenya rusak, maka dapat dipastikan ketersediaan ikan di perairan sekitarnya akan berkurang. Tentunya ini akan sangat merugikan bagi masyarakat pesisir atau nelayan tradisional yang dalam kesehariannya hanya mengandalkan hasil tangkapan dari sekitar pantai untuk memenuhi kebutuhan pangan dan sumber pendapatannya.
Mangrove memiliki banyak manfaat bagi manusia, beberapa manfaat mangrove yang dapat dirasakan langsung oleh manusia adalah sebagai berikut :
1. Mencegah kerusakan pantai
Mangrove dapat mencegah abrasi pantai karena akar mangrove mampu menstabilkan struktur tanah sehingga tidak mudah terkikis. Selain itu mangrove juga mampu mencegah merembesnya air laut ke daratan (intrusi) yang dapat menyebabkan air tawar di darat berubah menjadi payau.
2. Tempat hidup satwa
Selain ikan, hutan mangrove yang rimbun juga dijadikan habitat yang sangat baik bagi berbagai satwa lainnya. Buaya, burung, kera, ular, dan sebagainya.
3. Sumber peningkatan perekonomian warga
Huan mangrove saat ini banyak dijadikan sebagai lokasi wisata alam yang indah. Pengelola kawasan biasanya menyediakan jalur yang dapat dilalui oleh pengunjung untuk berkeliling di dalam kawasan hutan mangrove. Pengunjung dapat menikmati hutan mangrove yang hijau dan satwa-satwa yang bermukim di dalamnya. Bagian pohon mangrove juga dapat diolah menjadi berbagai macam barang kerajinan dan makanan/minuman yang dapat dijual kepada pengunjung. Selain itu, buah mangrove dapat dijadikan sebagai pewarna alami untuk kain batik.
4. Sarana pengembangan ilmu pengetahuan
Kawasan mangrove dapat dijadikan lokasi pegembangan ilmu pengetahuan. Peneliti atau pelaku pendidikan dapat belajar langsung mengenai mangrove.
OLEH :
DENIS DENCIKTRA, S.S.T.Pi (Instruktur Pertama BPPP Tegal)
Referensi :
Sosia, dkk. (2014). Mangrove Siak & Kepulauan Meranti. Jakarta: Enviromental & Regulatory Compliance Division safety, Health & Environtment Department Energi Mega Persada
National Geographic. (2016). Mengapa Mangrove di Asia Tenggara Mudah Hancur?. Dipetik Januari 4, 2016, dari http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/01/mengapa-mangrove-di-asia-tenggara-mudah-hancur.
LIPI. (2004). Luas Mangrove di Indonesia Kurang Dari 2 Juta Hektare. Dipetik Januari 4, 2016, dari http://lipi.go.id/berita/single/luas-mangrove-indonesia-di-bawah-2-juta-hektare/273.