TEKNIK REHABILITASI EKOSISTEM MANGROVE
Secara umum, program pemulihan suatu kawasan ekosistem mangrove ada 3 yaitu :
1. Restorasi, adalah setiap aktivitas yang bertujuan untuk mengembalikan ekosistempada kondisi semula (baik murni maupun tidak) (Lewis, 1990).
2. Rehabilitasi, adalah aktivitas (termasuk restorasi dan pembentukan habitat) yang bertujuan untuk mengubah ekosistem yang rusak ke alternative yang lebih seimbang.
3. Reboisasi, adalah penanaman kembali pohon mangrove.
Pada prinsipnya, rehabilitasi terdiri atas rehabilitasi secara alami (ekologi) dan bantuan (teknologi).
Sebelum melakukan rehabilitasi untuk meminimalisir kegagalan dalam rehabilitasi, beberapa hal harus dipastikan terlebih dahulu, yaitu :
1. Bagaimana sejarah lingkungan yang akan kita rehabilitasi, apakah dahulu pernah tumbuh mangrove, atau dari awal memang hanya lahan kosong yang tidak ditumbuhi mangrove?
2. Jika pernah ditumbuhi mangrove, jenis mangrove apa saja yang dulu pernah tumbuh?. Dengan mengetahui jenis mangrove yang pernah tumbuh, kita bias menanam kembali jenis mangrove yang sama dengan yang pernah tumbuh dahulu.
3. Dimana mangrove tersebut tumbuh?. Setiap mangrove memiliki kriteria media tanam yang berbeda. Dengan mengetahui pemetaan jenis apa dan dimana mangrove pernah tumbuh, peluang kegagalan rehabilitasi bias menjadi kecil.
4. Apa saja yang bias menyebabkan kerusakan mangrove di daerah tersebut?. Identifikasi berbagai factor yang bisa merusak mangrove sebelum melakukan rehabilitasi sehingga kita bisa melakukan perencanaan rehabilitasi dengan baik.
5. Apakah lokasi rehabilitasi memenuhi syarat hidrologi mangrove?. Bibit mangrove yang baru ditanam akan mati jika lebih dari setengah dari tingginya terendam air. Beberapa jenis mangrove memiliki kriteria hidrologi sendiri. Contohnya jenis Bruguiera spp. dan Lumnitzera spp. hanya boleh terendam air kurang dari 30% dari bagian tubuhnya.
6. Ketinggian substrat tempat tumbuh mangrove. Ketinggian akan menjadi factor yang sangat penting karena mangrove akan tumbuh pada daerah pasang surut air laut. Mangrove akan mati jika ditanam pada substrat yang berada terlalu tinggi dan terlalu rendah dari permukaan air pasang dan surut.
Dalam rehabilitasi ekosistem mangrove, ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan :
1. Utamakan rehabilitasi ekologis
2. Terlebih dahulu lakukan perbaikan hidrologi
3. Jangan melakukan pembibitan di lokasi yang belum pernah ditumbuhi mangrove sebelumnya
4. Jika melakukan rehabilitasi fisik, perhatikan kaidah dan fenomena perairan
5. Lebih dekat dengan ekosistem
6. Penetapan kawasan lindung/konservasi
Mangrove akan tumbuh dengan baik jika ketersediaan nutrient yang dibutuhkan mangrove cukup, substrat tempat tumbuh mangrove stabil, serta pasokan air tawar dan air laut yang seimbang.
Berikut adalah langkah-langkah rehabilitasi mangrove :
1. Menentukan lokasi yang tepat
- Tipe pantai (pantai berpasir, berbatu atau berlumpur)
- Elevasi/kemiringan pantai
- Keterlindungan
- Keterbukaan terhadap gelombag dominan (arah dan ketinggian maksimum gelombang)
- Memanfaatkan gosong pasir / kerikil untuk pelindung alami – perangkap lumpur (sedimen)
- Sempadan pantai/sungai
2. Menentukan luas dan status lahan rehabilitasi, Status kepemilikan lahan dan penataan batasnya harus jelas, melibatkan aparat pemerintah dan tokoh masyarakat
3. Menentukan jarak tanam dan jumlah bibit, jarak tanam ideal adalah 1x1 m atau 1x2 m.
4. Menentukan jenis bibit mangrove. Jenis mangrove sesuai dengan kondisi lahan dan ketersediaan stok. Jika diperlukan melakukan pengambilan bibit dengan persemaian
5. Menentukan metode dan teknik rehabilitasi (ekologi atau teknologi)
6. Membagi tugas dan tanggungjawab dalam proses rehabilitasi
7. Proses penanaman
8. Pemeliharaan
OLEH :
DENIS DENCIKTRA, S.S.T.Pi (Instruktur Pertama BPPP Tegal)