PENINGKATAN KUALITAS TENAGA KERJA PERIKANAN
Tantangan yang dihadapi dunia industri saat ini menuntut peningkatan dan perbaikan kinerja yang dilakukan secara berkelanjutan agar dapat terus bertahan dan memenangkan persaingan bisnis. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya dilihat dari besarnya pendapatan yang dihasilkan melainkan melalui terciptanya proses-proses yang efektif, efisien, cepat, dan berkualitas untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.
Tenaga kerja sebagai salah satu sumber daya yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan dituntut untuk terus meningkatkan produktivitasnya. Peningkatan produktivitas perusahaan dapat diwujudkan melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja. Pengelolaan sumber daya manusia secara tepat mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja menggambarkan ukuran kinerja melalui pemanfaatan setiap satu satuan tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan output kepada perusahaan. Kegagalan tenaga kerja dalam memenuhi sasaran mutu perusahaan antara lain disebabkan kurangnya pengawasan yang dilakukan manajemen terhadap hasil kerja mereka.
Selain itu, tenaga kerja dinilai kurang terampil dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi pada pekerjaannya sehingga sering menghabiskan waktu yang panjang dalam menyelesaikan masalah tersebut. Ukuran kinerja dengan jumlah output tidak mampu menunjukkan peran setiap satuan tenaga kerja yang digunakan terhadap hasil kerja (output). Tingginya jumlah output yang dihasilkan belum tentu menunjukkan produktivitas tenaga kerja yang lebih baik. Hal ini terjadi pada semua sector, contohnya di sector pertanian, perdagangan, maupun sector perikanan.
Dalam sector perikanan hal ini biasanya terjadi karena Rendahnya pemanfaatan sumberdaya laut (SDL) yang menyebabkan rendahnya kualitas sumberdaya manusia dengan indikator : rendahnya tingkat pendidikan, rendahnya pendayagunaan tenaga kerja, rendahnya produktivitas, dan rendahnya daya saing. Oleh sebab itu masalah penyiapan tenaga kerja perikanan menjadi penting.
Berdasarkan beberapa riset yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa penyebab rendahnya kualitas tenaga kerja dibidang perikanan adalah : 1) Masalah lingkungan, teknologi dan tenaga kerja menjadi masalah dalam pengembangan perikanan. 2) Perencanaaan tenaga kerja perikanan masih berorientasi supply driven, belum memperhatikan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha, 3) Peran pemerintah dalam meningkatkan kualitas TK masih minimal. Subsidi dan bantuan untuk mendukung kegiatan sering tidak tepat sasaran, 4) Pola pendidikan on the job training lebih banyak terjadi : nakhoda/pemilik tambak melatih anak buah, 5) Sangat terpengaruh globalisasi : menjadi nelayan di Jepang, Korea, dll bagi lulusan SMK ke atas, 6) kurikulum yang ada tidak sesuai dengan situasi lapangan kerja, 7) pentingnya penyuluhan kepada nelayan dan pekerja perikanan sebagai pendidikan informal perlu digalakkan dan 7) Alumni bekerja di luar negeri untuk menghimpun modal, yang digunakan untuk pekerjaan di tanah air baik di bidang perikanan maupun pekerjaan nonperikanan.
Untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja perikanan maka pemerintah membuat program untuk peningkatan kualitas tenaga kerja (TK) melalui : i) pendidikan formal melalui Sekolah Tinggi Perikanan, Akademi Perikanan dan Sekolah Usaha Perikanan Menengah Negeri /Sekolah Menengah Kejuruan, ii) pelatihan melalui BLK (Balai Latihan Kerja), program pelatihan dari KKP, P2MKP (Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan) dan iii) penyuluhan. Pelatihan di masyarakat melalui anggota keluarga lain, teman, nakhoda, awak kapal yang lebih senior, petambak sukses. Untuk keselarasan kompetensi siswa : 1) Pelatihan disiplin, ketahanan fisik, serta ketrampilan yang dibutuhkan di kapal diutamakan, dibandingkan kurikulum nasional, 2) Penambahan matapelajaran bahasa asing Jepang, Korea dll 3) sertifikasi ketrampilan 4) praktek kerja sistem magang.
Oleh : Ade Yunaifah Afriyani, SE (Widyaiswara BPPP Tegal)