ENERGI BARU DAN TERBARUKAN (NEW AND RENEWABLE ENERGY) DI BIDANG KELAUTAN

Salah satu strategi pengembangan energi nasional adalah meningkatkan pengembangan pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Hal tersebut sejalan dengan Kebijaksanaan Energi Nasional (KEN) yang memprioritaskan pemanfaatan energi non eksport untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Sedangkan energi eksport khususnya minyak bumi dan gas bumi tetap masih memegang peranan penting sebagai sumber devisa Negara untuk menunjang pembangunan nasional (Harsono, 2014).

Selengkapnya...

PENGARUH ILLEGAL FISHING DI NKRI

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan duapertiga wilayahnya merupakan laut, sudah barang tentu laut memiliki arti penting bagi bangsa dan Negara Indonesia. Minimal terdapat 4 (empat) faktor penting yaitu:

- Laut sebagai sarana pemersatu wilayah NKRI

- Laut sebagai sarana transportasi dan komunikasi

- Laut sebagai sumberdaya alam untuk pembangunan ekonomi

- Laut sebagai medium pertahanan (untuk proyeksi kekuatan).

Selengkapnya...

PEMANFAATAN TEKNOLOGI AKUSTIK DALAM EKPLORASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Teknologi akustik bawah air biasa disebut hydroacoustic atau underwater acoustics yang semula ditujukan untuk kepentingan militer telah berkembang dengan sangat pesat dalam menunjang kegiatan non-militer. Dengan teknologi mutahir, teknologi akustik bawah air dapat digunakan untuk kegiatan penelitian, survey kelautan dan perikanan baik laut wilayah pesisir maupun laut lepas termasuk laut dalam bahkan dapat digunakan diperairan dengan kedalaman sampai dengan 6000 meter. Teknologi akustik bawah air dapat digunakan untuk mendeteksi sumberdaya hayati dan non-hayati baik termasuk survey populasi ikan yang relatif lebih akurat, cepat dan tidak merusak lingkungan dibandingkan dengan teknik lain seperti metode statistik dan perhitungan pendaratan  ikan di pelabuhan (fish landing data).

Selengkapnya...

IMPLEMENTASI CODE OF CONDUCT FOR RESPONSIBLE FISHERIES (CCRF) DI INDONESIA

Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) merupakan suatu kesepakatan yang digagas oleh FAO dalam konferensi Committee on Fisheries (COFI) ke-28 FAO di Roma pada tanggal 31 Oktober 1995. Dalam CCRF ini, FAO menetapkan serangkaian kriteria bagi teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan. 9 (sembilan) kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

1.    Mempunyai selektifitas yang tinggi.
2.    Tidak merusak habitat
3.    Menghasilkan ikan yang berkualitas tinggi
4.    Tidak membahayakan nelayan
5.    Produksi tidak membahayakan konsumen
6.    By-catch rendah
7.    Dampak ke biodiversty rendah
8.    Tidak membahayakan ikan-ikan yang dilindungi
9.    Dapat diterima secara social

Selengkapnya...

Gallery Foto

BERSAMA PERTAMINA, BPPP TEGAL LATIH NELAYAN INDRAMAYU BPPP TEGAL LATIH MASYARAKAT PERIKANAN DI KOTA SEMARANG BPPP TEGAL LATIH WANITA NELAYAN TANJUNG PASIR BANTEN DKP YOGYAKARTA KIRIMKAN 60 NELAYAN KE BPPP TEGAL DOSEN WAGENINGEN UNIVERSITY BELANDA KUNJUNGI BPPP TEGAL HENKITA DAN AUTOMATIC FEEDER DI MARINE & FISHERIES EXPO AND CONFERENCE Perjanjian kerjasama dengan Politeknik Negeri Nusa Utara Uji kompetensi ABK di BPPPTegal enteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pujiastuti saat mengunjungi Stand Pameran Garam BPPP Tegal di Gedung Mina Bahari 3

Statistik Pengunjung

Kami memiliki 22 tamu dan tidak ada anggota online

Hubungi Kami

+62.283-356393

[email protected]

  bp3_tegal

Jalan Martoloyo
PO. Box 22
        Tegal - Jawa Tengah