HNSI DAN BPPP TEGAL LATIH CALON ABK DENGAN BST-F
BPPP Tegal (17/12) - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) dengan Balai Diklat Perikanan Tegal (BPPP Tegal) melakukan kerjasama dalam Pelatihan Basic Safety Training Fisheries (BST-F) Bagi Calon ABK Penangkap Ikan di Kampus BPPP Tegal. Pelatihan dibuka di Auditorium BPPP Tegal, Rabu (17/12), dihadiri oleh Ketua Umum DPP HNSI Dr. Yussuf Solichien M, MBA, M.Si, Phd, Kepala BPPP Tegal Ir. Mochammad Heri Edy, M.S, Kepala Bidang Ketenagaan dan Kelembagaan-Pusat Pelatihan KP (Puslat-KP) Bambang Murtiyoso G, A.Pi, M.M, Komandan Pangkalan TNI AL (Lantamal) V Letkol Laut (P) Iswarto, sejumlah pejabat dari HNSI, serta 30 orang peserta pelatihan BST-F.
Mengawali acara pembukaan, Mochammad Muchlisin, A.Pi, M.P, Ketua Panitia Pelatihan menyampaikan, "Budaya keselamatan adalah karakteristik sikap, nilai, dan aktivitas mengenai pentingnya keselamatan." Banyaknya kecelakaan, lanjutnya, karena itu diperlukan pengetahuan untuk mencegahnya agar kerugian dapat dihindari. Ia menambahkan, bahwa tujuan pelatihan BST-F ini adalah peserta mampu secara aman melakukan penyelamatan diri sendiri di laut, mencegah dan memadamkan kebakaran di kapal.
Dalam sambutannya, Heri Edy mengatakan "Pelatihan BST-F ini merupakan tugas kami untuk dalam rangka meningkatkan kompetensi masyarakat di bidang kepelautan, terutama pada keselamatan dasar di kapal." Heri Edy berharap, mudah-mudahan kerjasama yang baru pertama kali ini, dapat dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan berikut, baik jenis maupun jumlahnya.
BPPP Tegal mempunyai fasilitas Pelatihan BST, baik untuk kapal perikanan maupun untuk kapal niaga. Untuk perikanan dilakukan dalam waktu tiga hari, sedangkan untuk kapal niaga dilakukan selama tujuh hari. BPPP Tegal merupakan salah satu lembaga BST yang sudah di Approval oleh Ditkapel yang mengacu pada peraturan International.
Bambang Murtiyoso, yang hadir mewakili Kepala Puslat-KP menyampaikan, "Dalam perikanan tidak terlepas dari aturan-aturan atau regulasi-regulasi yang berkaitan dengan tenaga kerja dan keselamatannya." Kadang-kadang, tandasnya, regulasi-regulasi sangat memberatkan dan menyulitkan. Padahal tujuan pemerintah semata-mata melindungi para nelayan. Aturan-aturan itu adalah bukti kecintaan negara terhadap para rakyat untuk keselamatan bagi diri sendiri dan kapalnya.
Selanjutnya, Yussuf sebelum memberikan sambutannya, menanyakan kepada peserta pelatihan, "Apakah kalian siap menjadi pelaut perikanan?" Sambil berdiri, langsung dijawab dengan tegas dan lantang oleh peserta pelatihan "Siap!"
Menjadi seorang pelaut tidak boleh takut dan gentar bekerja di kapal, lanjut mantan Komandan Kodikal Surabaya. Pelaut harus mempunyai mental yang kokoh dan kuat serta mental yang punya daya saing yang tinggi. Yussuf menjelaskan tentang HNSI yang beranggotakan nelayan perikanan tangkap, nelayan perikanan budidaya, pengusaha dan pelaku-pelaku usaha kelautan dan perikanan lainnya.
Ia menirukan ucapan tokoh pendiri HNSI, "Negara ini harus ditopang oleh pilar-pilar yang kuat." Sebagai negara maritim, nelayan adalah salah satu pilar negara. Oleh karena itu nelayan harus sejahtera dan kuat. Untuk menjadikan pilar yang kuat dibentuklah wadah yaitu HNSI, lanjutnya. Wadah ini untuk membentuk, membina dan memberdayakan agar nelayan ini betul-betul sejahtera, lanjutnya.
Setelah memberikan sambutan, Yussuf membuka pelatihan secara resmi dan menyematkan tanda peserta secara simbolis kepada dua perwakilan peserta.