DIREKTORAT PUPI DJPT KERJASAMA DENGAN BPPP TEGAL ADAKAN BIMTEK ALAT PENANGKAPAN IKAN RAMAH LINGKUNGAN
BPPP Tegal (14/4) - Direktorat Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan (PUPI) Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) bekerjasama dengan Balai Diklat Perikanan Tegal (BPPP Tegal) mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Alat Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan di BPPP Tegal. Bimtek diselenggarakan selama lima hari dari tanggal 13 s.d. 17 April 2015 diikuti oleh 30 orang nelayan dari 13 wilayah Sekaya Maritim (Seribu Kampung Nelayan Mandiri, Tangguh, Indah dan Maju) di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Pembukaan dilakukan di Auditorium BPPP Tegal, Selasa pagi (14/4) dihadiri oleh Ir. Moch. Heri Edy, M.S (Kepala BPPP Tegal), Eka Purnama, A.Pi, S.Sos, M.M (Kepala Bidang Kenelayanan DJPT) serta sejumlah pejabat BPPP Tegal dan DJPT.
Heri Edy dalam sambutan pembukaan menyampaikan, "Kami ditugaskan untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat, agar dapat meminimalisir dampak akibat Peraturan Menteri yang baru diberlakukan."
Bimtek ini solusi bagi nelayan atas disahkannya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP), salah satunya adalah Peraturan Menteri Nomor : No.2/PERMEN-KP/2015. Menurut peraturan itu, terdapat dua kelompok alat tangkap yang telah dilarang penggunaan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Indonesia, yaitu pukat hela (trawls) dan pukat tarik (seine nets). Dua alat tangkap ikan ini memiliki banyak varian, diantaranya untuk pukat hela terdiri dari: pukat hela dasar (bottom trawls), pukat hela pertengahan (midwater trawls), pukat hela kembar berpapan (otter twins trawls) dan pukat dorong. Sementara pukat tarik memiliki dua jenis diantaranya yaitu: pukat tarik pantai (beach seines) dan pukat tarik berkapal (boat or vessel seines).
Menurut Pelatih Bimtek ini, M. Asri L, S.Pi (Widyaiswara BPPP Tegal), "Para nelayan diajarkan tentang alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan yaitu jaring insang permukaan (surface gill net) dan jaring insang dasar (Bottom Gill Net)". Pada prinsipnya, jaring ini dioperasikan di bagian permukaan laut, sehingga jaring ini tidak akan merusak ekosistim laut di bawahnya, ujarnya. Jaring ini memiliki mata jaring yang lebar. Sehingga ikan-ikan kecil tidak akan tertangkap, hal Inilah yang membuat beda dengan jaring cantrang, lanjutnya.
Sementara itu menurut pengakuan sejumlah peserta, ikut bimtek ini sangat bermanfaat dan alat tangkap ikan jenis ini akan dikembangkan didaerahnya.
Seperti yang telah diberitakan oleh DJPT, Sekaya Maritim adalah program yang diluncurkan DJPT dengan tujuan membangun dan mengembangkan perekonomian serta kualitas hidup nelayan terutama nelayan skala kecil. Program ini difokuskan pada 31 lokasi sentra nelayan terpadu dengan jumlah 100 Kampung Nelayan. Program ini direncanakan hingga tahun 2019 dengan target 1000 Kampung Nelayan. Sekaya Maritim merupakan salah satu implementasi dari INPRES 15 Tahun 2011 tentang Perlindungan Nelayan dan Revitalisasi Program Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN) yang ditetapkan dalam Keppres No. 10 Tahun 2011 tentang Tim Koordinasi Peningkatan dan Perluasan Program Pro-rakyat yang melibatkan Kementerian dan Lembaga yang terkait dengan nelayan yang sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.